Sabtu, 10 Oktober 2015

ILMUWAN BARAT LEBIH DIKENAL ?

Itulah salah satu pertanyaan yang timbul dibenak kita. Kenapa ilmuwan barat lebih terkenal bahkan sampai sekarang. Bahkan ilmuwan barat terkini sekalipun. Padahal penemuannya kadang tidak seberapa. Coba aja simak; Isaac Newton yang membuat percobaan benda selalu jatuh ke bawah. atau Albert Einstein teori relativitas sehingga menghasilkan rumus E = MC2 .  atau charles Darwin yang dikenal dengan teori evolusi bahwa manusia itu berasal dari monyet  atau seluruh makhluk hidup berasal dari satu jenis lalu mengubah dirinya menjadi sesuatu yang lain atau binatang lain sesuai kemauan dirinya sendiri. Padahal teori-teori mereka, penemuan-penemuan mereka sudah dipatahkan atau dimentahkan oleh teori-teori baru, penemuan-penemuan baru. namun anehnya nama-nama mereka tetap terkenal, tak tergoyahkan.
Berbeda dengan para ulama muslim sekaligus ilmuwan muslim, meskipun penemuan mereka fenomenal dan bermanfaat dan dirasakan manfaatnya sampai kini namun nama-nama mereka nyaris tidak dikenal, seperti Ibnu Sina (Avesina), Anwar Huda (Enver Hoxi), Aljabar, Alfarabi, Ibnu Taimiyah, dll. 
Ternyata ohh ternyata keterkenalan ilmuwan barat tersebut adalah pengaruh kampanye atau propaganda media barat seperti: majalah, koran, acara TV atau berbagai film baik fiksi maupun ilmiah.
Koran atau majalah selalu mengaitkan kecerdasan atau IQ orang-orang misalnya dengan kecerdasan Einstein meskipun sudah melebihi kepintaran Einstein.
Berbagai film yang dibuat di Hoolywood seringkali memunculkan tokoh-tokoh ilmuwan barat seperti Charles Darwin dengan teori evolusinya atau Einstein berupa tokoh atau figur langsung, gambar maupun foto atau karakter ilmuwan tersebut.
Media memang memegang kendali, maka tak salah ungkapan siapa yang pegang media dia sudah bisa pegang dunia.

Sabtu, 03 Oktober 2015

SAATNYA BANDUNG-CIMAHI MILIKI JALAN LAYANG

Kondisi jalan di Kota Bandung menuju Cimahi atau sebaliknya tepatnya di Jalan Cibeureum Cimindi yang merupakan jalan akses masuk dan keluar Bandung menuju Cimahi, atau Kab. Bandung Barat seperti: Padalarang, Cililin, Cijenuk, Cikalong wetan, dst menuju arah Cianjur dll ditambah terus bertambahnya kendaraan bermotor baik roda empat, roda dua pribadi maupun berbagai jenis kendaraan umum membuat jalan ini dipadati ribuan kendaraan setiap harinya. Apalagi bila pagi hari jelang siswa masuk sekolah maupun masuk kerja kepadatan jalan-jalan ini tidak bisa dihindari. Bagi yang mengetahui jalan tikus maka orang bisa masuk ke berbagai jalan maupun gang. 
Namun kondisi seperti ini tidak bisa dibiarkan secara terus-menerus, kian hari kendaraan semakin bertambah sementara sarana jalan nyaris tidak ada pertambahan sepanjang tahun. Untuk itu perlu kiranya pemerintah mulai berfikir untuk membangun jalan layang antara Bandung - Cimahi. 
Jalan layang ini bisa dibangun di badan jalan yang ada sekarang, sehingga tidak perlu adanya pembebasan lahan yang biasanya jadi kendala pembangunan jalan.  
Jalan layang ini panjangnya bisa puluhan kilometer mengingat kondisi jalan akses Bandung-cimahi relatif lurus sehingga tidak ada kelokan yang mengurangi akses kendaraan.  
Pembangunan jalan layang tersebut sekaligus menyelesaikan kemacetan yang seringkali juga melanda Kota Bandung maupun Cimahi.
Adapun jalan yang bisa dibangun jalan layang bisa dimulai dari Jalan Sudirman, Cimindi, Cibeureum dilengkapi dengan akses keluar masuk diberbagai arah dan tujuan. Jalan-jalan tersebut relatif lurus dan dipadati kendaraan bermotor.

Sabtu, 26 September 2015

ULAMA MUSLIM LEBIH CERDAS DIBANDING ILMUWAN BARAT

Sebut saja misalnya: Thomas Alva Edison penemu lampu bohlam, Abert Einstein penemu teori relativitas, GoldSmith penemu sitem perbankan, James watt penemu ketel uap, Christopher Columbus penemu benua Amerika, Louis pasteur penemu pasteurisasi, Charles darwin penemu teori evolusi, dll penemu di bidang keilmuan lainnya maka saya yakin jika dibandingkan dengan para ulama muslim baik yang salafi, terdahulu, maupun yang mutaakhiri, masa kini maka para ulama musli jauh lebih cerdas dibanding mereka, para penemu itu. Bahkan kecerdasan para ulama muslim tersebut bukan hanya kecerdasan fisik namun juga kecerdasan mental spiritual. alhasil ulama muslim lebih sempurna kecerdasannya dibanding dengan ilmuwan barat.
Para ilmuwan barat adakalnya menemukan 'sesuatu' membutuhkan waktu puluhan tahun dengan milyaran dollar biayanya. Tapi para ulama muslim menemukan 'sesuatu' dalam waktu yang singkat dan nyaris tanpa biaya. Kenapa?. Karena para ulama muslim dibimbing wahyu; firman Allah yang Maha Pencipta (Alkholik), Maha Pemelihara (Alhafidz), Maha Pembentuk (Almushowwir).
Contoh misalnya soal adanya dua aliran air yang tidak bisa bersatu dan bahkan dengan jenis ekosistem yang berbeda, padahal seolah-olah aliran air tersebut bersatu padu, namun kenyataannya air tersebut tetap terpisah, tidak mau bersatu.
Contoh lainnya; soal kejadian alam, kejadian manusia, proses kelahiran, tentang unta, tentang navigasi burung, tentang gunung, tentang matahari, tentang bulan, tentang laut, tentang piramida Firaun, tentang pohon, tentang bintang di langit, tentang babi, soal makanan, soal sembelihan, soal ekonomi, soal teknologi, soal emas, soal hasil tambang, soal pertanian, soal uang, soal air susu, soal zam zam, soal batu akik, tentang sejarah bangsa-bangsa, tentang azab yang menimpa suatu bangsa hingga hilang dari muka bumi,  tentang hati, otak manusia, organ tubuh manusia, hewan, tentang peredaran bumi, bulan bintang matahari, soal jiwa, ruh, jin, iblis, hantu, syetan, genderewo dll bahkan soal Tuhan sekalipun ulama muslim lebih cepat menemukan esensi ketuhanan dibanding ilmuwan  barat tercerdas sekalipun.
Jika ulama muslim dibanding ilmuan barat diuji soal hafalan maka yang dapat cepet menghafal adalah ulama muslim. Apalagi jika yang diuji adalah soal hafalan quran maka ulama muslim jauh lebih sempurna hafalannya. Satu ketika di acara Hitam Putih Trans7 ustadz Bahtiar Nashir diadu cepat atau lambat bacaan Alquran vs lagu anak yang paling mudah dan paling hafal oleh Deddy Corbuzer. Hasilnya baik dalam bacaan cepat maupun lambat tanpa ritme atau irama Deddy Corbuzer kalah sedangkan Ustadz Bahtiar Nashir ringan saja dalam membaca Alquran.
Subhanallah.

Minggu, 20 September 2015

DALIL AQLY, DALIL NAQLY ; KOSEPSI KEILMUAN ISLAM

Dalam ajaran Islam terutama dalam penggalian keilmuan Islam seringkali kita diberikan sejumlah dalil yang bila dikatagorikan menjadi dua kutub dalil, yaitu dalil aqly dan dalil naqly. 
Dalil aqly adalah sebuah atau beberapa dalil, argumen, rujukan, pendapat yang bersumber dari akal manusia, fikiran manusia. Sedangkan dalil naqly adalah sebuah atau beberapa dalil, argumen, rujukan atau pendapat yang disandarkan pada nash Alquran maupun hadits Nabi Muhammad SAW.
Dalam hal ini, Agama Islam terbilang berani 'membuka' peluang pada akal untuk menjadi rujukan ilmu bahkan menjadi rujukan bertauhid (mengesakan Tuhan) atau menjadi rujukan untuk beribadah. Pasalnya kadangkala akal manusia dalam posisi tidak murni atau tidak bebas nilai. Kadang akal membawa dalilnya sendiri yang bisa bertentangan dengan ajaran agama, aqidah maupun ibadah. Namun itulah Islam, sebuah agama yang cukup terbuka bahkan membuka lebar masuknya akal (aqly) menjadi rujukan aqidah maupun ibadah.
Ada banyak dalil aqly (akal) yang masuk menjadi rujukan dalam ajaran Islam, dan hal tersebut tidak mengacaukan ajaran Islam, tidak 'menenggelamkan' Islam. Malahan justru dalil tersebut semakin memperkuat ajaran Islam itu sendiri. Seperti, misalnya soal keberadaan Tuhan, yang menurut akal (aqly) tidak mungkin segala sesuatu yang ada di jagat raya ini jadi dengan sendirinya. Namun pasti ada dzat Yang menjadikannya, Yang menciptakannya, Yang membentuknya, Yang memeliharanya atau bahkan Yang menghancurkannya. dan menurut akal pula bahwa dzat tersebut tidak mungkin banyak, berjumlah tapi mesti satu, tunggal, esa, wahid. Karenanya, menurut akal pula kepada dzat itu pula kita manusia harus tunduk, patuh, menyembah. dll.
Bahkan dalam perkembangannya dalil aqly pun 'bisa' mengoreksi dalil-dalil yang dianggap sebagai firman Tuhan atau wahyu. Jika bertentangan dengan aqly maka tak jarang dalil-dalil naqly pun bisa ditolak. Namun sekali lagi Islam 'tidak takut' pada kemampuan akal manusia dalam mengekplor sebuah kebenaran, bahkan dalam sejumlah ayat-ayat Alquran seringkali akal manusia ditantang untuk berfikir, untuk digunakan, untuk mencari. Kita sering menemukan ayat-ayat afala ta'qilun, afalaa tadabbarun, iqro!, dll. Namun posisi dalil aqly dimasukan kedalam katagori dzoni (dugaan, perkiraan, tidak pasti) karena adakalanya akal manusia terbatas dan dibatasi oleh ilmu pengetahuan maupun pengalaman manusia itu sendiri. Sehingga pendapat akal hari kemarin akan berbeda dengan hari ini atau masa yang akan datang.
Sebagai pembanding dalil aqly adalah dalil naqly, yaitu dalil, rujukan, argumen, pendapat yang bersumber dari nash-nash Alquran maupun hadits. Dalil ini sifatnya qoth'i (pasti, mutlak kebenarannya). Karena dalil ini berasal dari Tuhan atau utusan Tuhan, sehingga kebenarannya tidak dapat dibantah, tidak dapat diganggu gugat. Namun seringkali kita menerima tafsiran atas dalil naqly ini yang menurut akal tidak benar, bertentangan, tidak bersesuaian. Perlu diingat bahkan tafsiran adalah hasil akal-akal juga, hasil pemikiran manusia yang berdasarkan ilmu pengetahuan maupun pengalaman. Karenanya bila ada kontradiktik antar tafsiran orang maka kita wajib mengembalikan tafsiran tersebut pada nash aslinya; Al quran maupun hadits. 
Wallahu a'lam bishowab.

Sabtu, 19 September 2015

SYARIAT ISLAM VS BUDAYA ISLAM

Sebagai agama yang menjadi pedoman hidup dan berkehidupan ummat manusia, Agama Islam berkembang menjadi suatu kekuatan yang luar biasa dan melekat kuat pada prilaku dan kehidupan muslimin. Kehidupan muslimin setiap harinya diupayakan sesuai dengan tuntunan dan tata cara yang diajarkan dalam; Alquran, sunnah rasul maupun sunnah khulafaur rasyidin yaitu sunnahnya para pengganti rasul sepeninggal Nabi Muhammad SAW. Karenanya Islam disebut sebagai jalan hidup The way of life.
Namun dalam sejarahnya berkembang juga kebiasaan-kebiasaan atau budaya masyarakat muslim yang disesuaikan dengan ajaran Islam. Sebenarnya, penulis melihat bahwa dalam hal ini tidak ada pertentangan antara Islam sebagai syariat dan budaya Islam sebagai hasil budi daya muslimin. 
Salah satu contohnya misalnya kewajiban sholat sebagai salah satu syariat Islam dimana dalam rukun sholat disebutkan ada kewajiban untuk menutup aurat bagi laki-laki dari pusar hingga lutut sedangkan perempuan wajib ditutup seluruh tubuh kecuali telapak tangan dan wajah. Berkembanglah budaya musliminnya yaitu untuk laki-laki di jazirah Arab mengenakan gamis sedangkan di Indonesia bisa mengenakan sarung atau celana panjang plus baju koko atau sejenisnya dengan model dan warna kesukaan masing-masing. Di negara lain atau di wilayah lain ada bentuk dan corak yang berbeda. Intinya adalah kewajiban untuk menutup aurat. Dan ini tidak bertentangan antara Syariat Islam dengan budaya muslimin.
Contoh lainnya iedul fitri atau lebaran dengan mudik ke kampung halaman untuk bertemu dan bersilaturrami sanak famili. Budaya ini juga tidak bertentangan Syariat Islam.
Kumandang adzan zaman rasul disuarakan di menara mesjid. di Indonesia dahulu kumandang adzan didahului pukulan bedug dan kentongan. Tujuannya agar muslimin dari kejauhan mengetahui bahwa waktu sholat sudah tiba. Kini suara adzan, muslimin bisa langsung mendengar di mesjid dengan menggunakan pengeras suara, melalui TV, Radio, ponsel dll. Dan ini tidak bertentangan dengan Syariat Islam.
Contoh lainnya  adalah jilbab, kerudung. Syariat Islamnya adalah kewajiban menutupi seluruh tubuh muslimah namun budayanya adalah dalam hal bentuk, model, corak maupun warna.
Mencari ilmu hukumnya wajib. Budayanya adalah munculnya madrasah sekolah dengan berbagai tingkatan hingga perguruan tinggi, majelis taklim, ceramah umum berbagai event seperti : mauludan, peringatan isro mi'raj, syukuran pernikahan khitanan, syukuran punya rumah baru mobil baru, syukuran kelahiran anak, kelulusan anak, naik pangkat dll. 
Contoh lainnya sangat banyak sehingga tidak mungkin dibahas satu persatu. Wallahu a'lam bishowab.

KAUM MUSLIMIN WAJIB HUKUMNYA BELA NKRI

Negera Indonesia dengan 17000 pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke merupakan negeri zamrut khatulistiwa yang dimimpikan oleh banyak bangsa dan negara untuk menguasainya. Negeri ini "terlalu cantik" untuk dimiliki banyak pihak, sehingga dalam sejarahnya tanah air yang melimpah kekayaan alam ini pernah dikuasai bangsa Eropa maupun Asia seperti ; Inggris, Portugis, Belanda dan Jepang. Bahkan China pun konon kabarnya berkali-kali berusaha masuk dan menguasai nusantara namun berkali-kali juga hasrat tersebut dapat diredam oleh bangsa Indonesia bahkan dapat diusir dari nusantara.
Tak tanggung-tanggung penguasaan tanah air berlangsung hingga 350 tahun. Bayangkan 350 tahun!. Bukan waktu yang singkat. kenapa?. Apa negara-negara kolonial tersebut terlalu kuat. Terlalu pintar? atau sebaliknya kita terlalu lemah atau terlalu bodoh?.
Ya sudahlah itu masa lalu. tapi jangan salah masa lalu pun tetap akan membekas dalam sejarah masa kini dan masa depan. Buktinya sampai kini negara dan bangsa kita masih berkutat dalam 'kerancuan' dalam berfikir. Contohnya dalam hal undang-undang semisal KUHP, KUHAP dll masih galau apa mau dipakai peninggalan penjajah atau bikin undang-undang sendiri yang sesaui dengan kekinian dan jiwa bangsa Indonesia.
Perlu diketahui bahwa lahirnya Negara Indonesia adalah hasil 'meleburnya' puluhan kerajaan-kerajaan Islam, ya itu dari Sabang sampai Merauke; Aceh, Padang, Palembang, Banten, Pasundan, Pajajaran, Sumedang, Ternate, Tidore, Raja Ampat, dll. Bahkan konon kabarnya Kerajaan Majapahit yang dibanggakan itu juga adalah salah satu kerajaan Islam. Salah salah buktinya adalah koin uang berlafadz laa ilaha illa Allah, Muhammad Rasulullah. Juga pataka kerajaan yang bertuliskan lafadz asmaul husna. Nama mahapatih Gaj Ahmada (bukan gajah ; binatang) juga diyakini sebagai nama seorang maha patih yang beragama Islam.
Dalam perjuangan kemerdekaan pun ummat Islam bahu membahu melawan dan mengusir kaum penjajajah. Begitu juga pasca kemerdekaan hingga kini.
Disamping itu, dari dulu sampai kini Negara Indonesia dihuni oleh ratusan juta ummat Islam yang jumlah mencapai 90 persen dari 240 juta jiwa atau 216 juta jiwa, sehingga sampai kini Indonesia disebut sebagai negara berpenduduk muslim terbesar sedunia. Walaupun kabarnya posisi ini puluhan tahun ke depan akan bergeser ke posisi kedua di bawah India akibat meningkatnya jumlah penduduk muslim di India.
Melihat kondisi demografi seperti itu maka wajib hukumnya bagi seorang muslim untuk membela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) jangan sampai kembali mengalami penjajahan oleh bangsa lain dalam bentuk apapun baik; fisik, ideologi, ekonomi, politik. Indonesia harus menjadi negara yang aman dan nyaman dihuni muslimin.